Diego Maradona – Legenda yang Tak Pernah Pudar

Diego Maradona - Legenda yang Tak Pernah Pudar

Diego Maradona – Legenda yang Tak Pernah Pudar Tergerus Zaman

Diego Maradona adalah salah satu nama palijg terbesar dalam sejarah sepak bola ini. Keahliannya di lapangan, kepribadiannya yang penuh warna, serta kisah hidupnya yang dramatis menjadikannya legenda yang tak pernah pudar. Meski telah berpulang pada 25 November 2020, warisan Maradona di dunia sepak bola masih akan tetap hidup dan menginspirasi banyak sekali generasi pada saat ini.

Awal Karier dan Kebangkitan Diego Maradona

Lahir 30 Oktober 1960 di Villa Fiorito, Argentina, Maradona ini tumbuh di lingkungan miskin. Namun, bakatnya terlihat sejak kecil. Dia ini memulai karier profesionalnya di Argentinos Juniors pada usia 15 tahun sebelum pindah ke Boca Juniors, klub yang membawanya ke puncak popularitas di Argentina.

Pada tahun 1982, Maradona ini bergabung dengan Barcelona setelah tampil gemilang di Piala Dunia 1982. Meski menunjukkan performa luar biasa, dua tahun di Spanyol diwarnai cedera. Pada tahun 1984, ia pindah ke Napoli, klub yang telah mengubah sejarahnya dan juga sejarah sepak bola Italia.

Era Kejayaan Diego Maradona di Napoli

Maradona ini menjadi ikon Napoli sejak kedatangannya. Ia membawa klub tersebut meraih dua gelar Serie A (1986-87, 1989-90), satu Coppa Italia (1987), dan Piala UEFA (1989). Sebelum era Maradona, Napoli bukanlah klub besar di Italia, tetapi dengan kepemimpinannya, klub tersebut menjadi juara dan menjadi penantang dominasi klub-klub raksasa Italia seperti Juventus, AC Milan, dan Inter Milan.

Di Napoli, Maradona bukan hanya sekadar pemain bintang semata. Ia menjadi simbol kebanggaan bagi rakyat Napoli, yang telah melihatnya sebagai pahlawan yang melawan ketidakadilan sosial dan ekonomi di Italia. Sampai saat ini, nama Maradona tetap dihormati di Napoli, bahkan stadion mereka kini dinamai Stadio Diego Armando Maradona sebagai penghormatan terbesar atas semua jasanya.

Puncak Karier: Piala Dunia 1986

Momen terbesar dalam karier Maradona terjadi di Piala Dunia 1986, di mana ia memimpin Argentina meraih gelar juara. Turnamen ini juga menjadi panggung bagi dua gol paling ikonik dalam sejarah sepak bola, keduanya terjadi saat Argentina mengalahkan Inggris di perempat final:

  • “Gol Tangan Tuhan” – Maradona mencetak gol menggunakan tangannya, tetapi wasit tidak melihat pelanggaran tersebut. Ia kemudian menyebutnya sebagai “Tangan Tuhan,” yang menjadi salah satu momen paling kontroversial dalam sejarah sepak bola.
  • “Gol Abad Ini” – Hanya beberapa menit setelah gol kontroversialnya, Maradona mencetak salah satu gol terbaik dalam sejarah sepak bola. Ia menggiring bola dari tengah lapangan, melewati lima pemain Inggris sebelum mencetak gol spektakuler.

Argentina akhirnya mengalahkan Jerman Barat di final dengan skor 3-2, dan Maradona dinobatkan sebagai pemain terbaik. Prestasi ini juga semakin mengukuhkan statusnya sebagai pemain terhebat.

Kontroversi dan Kehidupan Pribadi Diego Maradona

Di luar lapangan, kehidupan Maradona penuh dengan kontroversi. Ketergantungannya pada narkoba dan gaya hidup yang liar membuatnya beberapa kali terlibat masalah. Pada 1991, ia dilarang bermain selama 15 bulan karena penggunaan kokain. Meskipun demikian, Maradona tetap menjadi idola. Ia selalu menunjukkan kecintaan terhadap Argentina dan sepak bola. Bahkan setelah pensiun, ia terus terlibat dalam dunia sepak bola sebagai pelatih di berbagai klub dan tim nasional Argentina.

Warisan Maradona

Maradona meninggalkan warisan tak terlupakan. Bagi Argentina, ia lebih sekadar pesepak bola dan ia adalah pahlawan nasional. Bahkan setelah kepergiannya, namanya dikenang, baik di Argentina maupun di Napoli. FIFA dan dunia sepak bola inipun memberikan penghormatan untuk Maradona, termasuk menetapkan tanggal 25 November sebagai hari penghormatan bagi legenda sepak bola ini.

 

BACA SELENGKAPNYA DI..