Jawaban Benjamin Sesko Atas Tantangannya di MU. Benjamin Sesko, striker muda asal Slovenia yang baru bergabung dengan Manchester United musim panas ini, sedang menjadi sorotan utama di dunia sepak bola Inggris. Transfer senilai sekitar 73,6 juta poundsterling dari klub Jerman membawanya ke Old Trafford dengan harapan besar sebagai penyerang utama. Namun, awal kariernya di sana tak luput dari kritik pedas. Agen-agen sepak bola bahkan menyebutnya sebagai kesepakatan terburuk musim panas melalui survei yang dilakukan. Meski begitu, Sesko mulai menunjukkan taringnya dengan gol-gol krusial belakangan ini, termasuk dua gol beruntun yang membuatnya bangkit dari paceklik. Yang paling menarik, responsnya terhadap tantangan ini terdengar tegas dan penuh keyakinan: “Ini pekerjaan saya!” ungkapnya dalam wawancara pasca-pertandingan. Di tengah tekanan tinggi klub besar, pernyataan itu seperti pukulan balik yang menyegarkan, menandakan tekadnya untuk membuktikan nilai dirinya. BERITA TERKINI
Awal Karier yang Penuh Tantangan: Jawaban Benjamin Sesko Atas Tantangannya di MU
Sejak tiba di Manchester United, Sesko langsung dihadapkan pada ekspektasi raksasa. Sebagai pengganti yang diharapkan mengisi sepatu penyerang legendaris, ia harus beradaptasi dengan ritme Premier League yang brutal. Musim panas lalu, transfernya langsung menuai kontroversi. Banyak pihak mempertanyakan apakah pemain berusia 22 tahun itu siap menghadapi tekanan Old Trafford, apalagi setelah musim solidnya di Bundesliga di mana ia mencetak 18 gol. Kritik mulai mengalir deras sejak tiga laga awal, di mana ia kesulitan menembus pertahanan lawan dan terlihat kurang tajam di kotak penalti. Bahkan, pelatih timnas Slovenia, yang mengenalnya lebih dekat, sempat memberi peringatan tentang kerasnya kehidupan di klub top Inggris. “Mulai lambat setelah transfer besar seperti ini bisa jadi jebakan,” katanya, merujuk pada sejarah banyak pemain muda yang terpuruk di sana.
Survei agen sepak bola semakin memperburuk situasi. Mereka menobatkan Sesko sebagai “kesepakatan terburuk” musim panas, dengan alasan adaptasi yang lambat dan kontribusi minim di awal. Media lokal pun tak segan menyebutnya “tidak cukup baik” atau “di bawah tekanan berat”. Penggemar, meski setia, mulai gelisah melihat tim kesulitan mencetak gol dari lini depan. Namun, di balik itu semua, Sesko tetap tenang. Ia tahu, sepak bola adalah soal kesabaran dan pembuktian. “Saya datang untuk berkembang, bertarung, dan membuktikan diri,” balasnya saat ditanya soal tudingan itu. Respons sederhana tapi tegas ini menunjukkan mentalitas pejuang, bukan sekadar pemain muda yang rapuh.
Gol Pertama yang Mengubah Narasi: Jawaban Benjamin Sesko Atas Tantangannya di MU
Puncaknya terjadi pada 4 Oktober lalu, saat Manchester United menjamu Sunderland di Old Trafford. Sesko akhirnya mencetak gol pertamanya di kandang sendiri, sebuah sundulan akrobatik yang membuatnya melompat tinggi seperti legenda Roy Keane. “Ini impian yang menjadi nyata,” katanya sambil tersenyum lebar di depan kamera. Tapi yang bikin heboh adalah kelanjutannya: “Ini pekerjaan saya!” Seruan itu seperti deklarasi perang terhadap para pengkritik. Ia tak mau dianggap beruntung; baginya, mencetak gol adalah tugas dasar seorang penyerang. Gol itu tak hanya membawa kemenangan 2-0, tapi juga memutus puasa golnya di level klub yang sempat berlangsung lama.
Dua laga beruntun dengan gol—termasuk satu lagi di pertandingan berikutnya—membuat narasi berubah. Tiba-tiba, dari “flop” menjadi “senjata rahasia”. Pengamat mulai melihat kekuatannya: kecepatan, kekuatan fisik, dan insting tajam di udara. Bahkan, di level internasional, meski sempat mengalami kekeringan gol terpanjang, performanya di klub mulai menular. Penggemar yang dulu ragu kini bertepuk tangan, dengan banyak yang bilang kritik awal terlalu dini. “Ia butuh waktu, layanan, dan dukungan,” tulis salah satu suporter di media sosial. Respons Sesko ini bukan cuma kata-kata; ia dibuktikan dengan aksi di lapangan, menjawab tantangan dengan cara paling efektif: performa.
Pandangan Pelatih dan Prospek ke Depan
Pelatih Manchester United, Ruben Amorim, tak henti memuji murid barunya. “Benjamin melakukan pekerjaan mengagumkan di posisi nomor sembilan, sesuatu yang jarang bisa dilakukan pemain lain,” ujarnya baru-baru ini. Amorim melihat potensi besar di Sesko, terutama dalam kemampuannya beradaptasi dengan taktik tim yang menekankan pressing tinggi dan transisi cepat. Di bawah bimbingannya, Sesko tak hanya belajar mencetak gol, tapi juga berkontribusi defensif—sesuatu yang membuatnya beda dari penyerang konvensional. “Belum lihat yang terbaik darinya,” tambah Amorim, mengonfirmasi pernyataan Sesko sendiri bahwa “masih banyak yang akan datang”.
Ke depan, tantangan masih ada. Liga Inggris penuh dengan pertahanan tangguh, dan jadwal padat bisa menguji ketahanannya. Tapi dengan dua gol terbaru menuju laga besar di Anfield, ia sudah membangun momentum. Kritik dari agen mungkin tetap ada, tapi itu justru bahan bakar bagi Sesko. Ia fokus pada tim, bukan headline. “Saya di sini untuk tim, bukan untuk judul,” katanya. Prospeknya cerah: jika terus seperti ini, ia bisa jadi pilar utama lini depan, membawa United kembali ke peta juara.
Kesimpulan
Benjamin Sesko telah menjawab tantangannya di Manchester United dengan cara yang patut diacungi jempol: tegas, sederhana, dan langsung ke inti. Dari “kesepakatan terburuk” menjadi pahlawan gol, perjalanannya mengingatkan bahwa sepak bola adalah soal ketahanan. Pernyataannya, “Ini pekerjaan saya!” dan “Masih banyak yang akan datang,” bukan sekadar retorika; itu janji aksi. Dengan dukungan pelatih dan penggemar, ia punya semua alat untuk sukses. Bagi United, Sesko bukan lagi beban, tapi harapan. Musim ini masih panjang, dan striker Slovenia ini siap menulis babak baru yang gemilang.