MU Mencatat Rekor Kekalahan di Old Trafford Melawan Everton. Malam yang kelam menyelimuti stadion tuan rumah tim berjuluk Setan Merah saat mereka menjamu Everton dalam laga pekan ke-12 Liga Utama Inggris musim 2025/26. Pada 24 November 2025, pertandingan yang seharusnya menjadi ajang pembuktian kekuatan tuan rumah justru berakhir dengan kekalahan tipis 0-1. Gol tunggal Kiernan Dewsbury-Hall di menit ke-28 menjadi mimpi buruk, terutama karena Everton harus bertahan dengan hanya 10 pemain sejak menit ke-13 akibat kartu merah Idrissa Gueye. Ini bukan sekadar kekalahan biasa; ini mencatat sejarah hitam baru bagi tim tuan rumah, yang tak pernah kalah di kandang melawan lawan yang kehilangan satu pemain sepanjang era kompetisi ini. Kekalahan ini memutus rentetan tak terkalahkan mereka dan menempatkan posisi di peringkat 10 dengan 18 poin, sementara Everton naik ke peringkat 11 dengan poin serupa. Insiden kartu merah yang aneh—Gueye memukul rekan setimnya sendiri, Michael Keane—menambah warna dramatis, tapi kegagalan tuan rumah memanfaatkannya justru jadi sorotan utama. INFO CASINO
Jalannya Pertandingan yang Penuh Kejutan: MU Mencatat Rekor Kekalahan di Old Trafford Melawan Everton
Pertandingan dimulai dengan intensitas tinggi, tapi tak ada yang menduga plot twist secepat itu. Di menit ke-13, argumen sengit antar pemain Everton berujung kartu merah langsung untuk Gueye setelah ia menampar wajah Keane. Wasit tak ragu, dan tuan rumah langsung mendapat keuntungan numerik. Namun, alih-alih mendominasi, mereka justru tampil kikuk. Everton, meski kehilangan satu orang, malah mencetak gol pembuka lewat tendangan melengkung indah Dewsbury-Hall dari luar kotak penalti. Tendangan itu tak tertahankan, dan kiper tuan rumah hanya bisa memandang kosong. Babak pertama berakhir dengan tuan rumah mendominasi penguasaan bola hingga 65 persen, tapi peluang nyata minim—hanya satu tembakan tepat sasaran. Everton bertahan rapat, memanfaatkan serangan balik sporadis. Babak kedua, tuan rumah mengganti strategi dengan memasukkan Mason Mount untuk Noussair Mazraoui, tapi tekanan mereka mandul. Beberapa peluang, seperti sundulan Joshua Zirkzee yang dimentahkan kiper lawan, sia-sia. Everton, dengan disiplin luar biasa, bertahan hingga peluit akhir, menciptakan momen langka di mana tim tamu menang meski bermain dengan 10 orang selama lebih dari 75 menit.
Rekor Baru yang Memalukan di Kandang Sendiri: MU Mencatat Rekor Kekalahan di Old Trafford Melawan Everton
Kekalahan ini bukan hanya soal skor; ini soal sejarah yang dirusak. Sebelumnya, tuan rumah tak pernah kalah di kandang dalam pertandingan Liga Utama melawan tim yang kehilangan satu pemain—mereka menang 36 kali dan imbang 10 kali dari 46 kasus serupa. Ini jadi yang pertama, rekor memalukan yang langsung viral di kalangan pengamat. Secara keseluruhan, catatan mereka melawan Everton di kandang juga suram: hanya satu kemenangan lawan dalam 32 kunjungan sejak 1992, terakhir kali pada 2013. Kekalahan ini memutus empat kemenangan beruntun di kandang dan menandai tiga laga tanpa kemenangan secara keseluruhan. Bagi pelatih Ruben Amorim, yang memulai era barunya setahun lalu, ini pukulan telak—terutama karena jatuh tepat di ulang tahun pertamanya menangani tim. Sementara itu, David Moyes, pelatih Everton yang pernah menangani tuan rumah, akhirnya meraih kemenangan pertama sebagai tim tamu di stadion ini setelah 17 kali coba sebelumnya. Rekor ini tak hanya statistik; ia mencerminkan kerapuhan pertahanan dan ketajaman serang tuan rumah yang masih jadi PR besar.
Reaksi Hangat dari Pelatih dan Pemain
Tak pelak, ruang ganti penuh emosi setelah peluit akhir. Amorim tampak frustrasi, melambaikan tangan dan berteriak di pinggir lapangan, menyalahkan kurangnya ketajaman timnya. “Kami punya segalanya tapi tak bisa ubah jadi gol,” katanya singkat, menekankan perlunya introspeksi mendalam. Pemain seperti Bruno Fernandes terlihat kecewa, melempar sarung tangan ke pinggir saat peluang sundulannya melambung. Di sisi lain, Dewsbury-Hall jadi pahlawan malam itu, menyebut golnya sebagai “momen impian” meski dibayangi insiden Gueye. Gueye sendiri sudah meminta maaf ke rekan-rekannya, tapi kartu merahnya tetap jadi blunder tak terlupakan. Moyes, dengan senyum lebar, memuji ketangguhan timnya: “Mereka bertarung seperti singa, ini kemenangan untuk para penggemar setia.” Sorak sorai dari suporter Everton yang hadir kontras dengan desahan kecewa tuan rumah, yang membawa peluit dan ejekan di akhir laga. Reaksi ini menunjukkan betapa pertandingan ini tak hanya soal tiga poin, tapi juga soal mentalitas dan kepercayaan diri di tengah musim yang masih panjang.
Dampak Jangka Panjang bagi Kedua Tim
Kekalahan ini bisa jadi titik balik, tapi arahnya tergantung respons masing-masing. Bagi tuan rumah, posisi 10 klasemen jadi peringatan: mereka butuh konsistensi untuk naik peringkat, apalagi dengan jadwal padat ke depan melawan tim-tim kuat. Masalah utama tampak di lini depan—kurangnya gol dari open play di kandang, ditambah rentan set-piece. Amorim punya waktu untuk rotasi skuad, tapi tekanan dari suporter sudah meningkat. Sementara Everton, dengan dua kemenangan beruntun, mendapat suntikan moral besar. Posisi 11 mereka setara poin dengan tuan rumah, dan ini bisa jadi modal untuk lepas dari zona tengah. Moyes, yang dikenal taktis, terbukti bisa kalahkan raksasa meski dengan kondisi sulit. Secara keseluruhan, laga ini menggarisbawahi sifat tak terduga Liga Utama: satu momen bisa ubah narasi musim. Bagi kedua tim, ini ujian untuk bangkit atau tenggelam lebih dalam.
Kesimpulan
Kekalahan 0-1 dari Everton di kandang bukan akhir dunia, tapi jelas sinyal darurat bagi tim tuan rumah. Rekor baru yang memalukan ini—kalah melawan 10 pemain lawan—mengukir luka dalam sejarah mereka, tapi juga peluang untuk tumbuh. Dengan Amorim di belakang kemudi, harapan masih ada asal mereka belajar dari kegagalan ini: lebih tajam, lebih disiplin, dan lebih haus kemenangan. Everton, di sisi lain, pulang dengan kepala tegak, membuktikan bahwa ketangguhan bisa kalahkan dominasi. Liga Utama tetap ganas, dan pertandingan seperti ini yang bikin sepak bola begitu adiktif. Yang pasti, Old Trafford butuh kemenangan cepat untuk hapus bayang-bayang malam itu.