
MOTM Levante vs Real Madrid: Kylian Mbappe. Malam yang gemilang bagi Real Madrid di Estadi Ciutat de València, saat mereka menghajar Levante dengan skor telak 4-1 pada pekan keenam La Liga 2025-26. Kemenangan ini memperpanjang rekor sempurna Los Blancos, yang kini meraih enam kemenangan beruntun dan duduk nyaman di puncak klasemen dengan 18 poin, unggul lima poin dari Barcelona yang masih punya satu laga tunda. Di tengah sorotan, Kylian Mbappé kembali menjadi pusat perhatian dengan brace krusialnya di babak kedua, meski Vinícius Júnior yang justru menyabet gelar bintang lapangan. Pertandingan ini bukan hanya soal tiga poin, tapi juga pernyataan kuat dari skuad Xabi Alonso yang terus bergulir seperti mesin tak terhentikan. BERITA BOLA
Apa Itu MOTM: MOTM Levante vs Real Madrid: Kylian Mbappe
MOTM, atau Man of the Match, adalah penghargaan yang diberikan kepada pemain paling berpengaruh dalam sebuah pertandingan sepak bola. Biasanya dipilih oleh panel pakar, suporter, atau bahkan algoritma statistik dari penyelenggara liga, penghargaan ini menilai kontribusi keseluruhan seperti gol, assist, pertahanan, visi permainan, dan dampak tim. Di La Liga, MOTM sering jadi sorotan utama pasca-laga, karena mencerminkan siapa yang benar-benar mengubah arah pertandingan. Bukan sekadar pencetak gol terbanyak, tapi pemain yang mendominasi narasi 90 menit itu. Di laga Levante vs Real Madrid, penghargaan ini jadi perdebatan panas di kalangan fans, terutama soal apakah brace Mbappé cukup untuk merebutnya dari Vinícius.
Siapakah MOTM Dalam Pertandingan Tersebut
Dalam duel sengit di Valencia malam itu, Vinícius Júnior secara bulat dinobatkan sebagai MOTM oleh sebagian besar pengamat dan fans Real Madrid. Pemain Brasil berusia 25 tahun itu tak hanya mencetak gol pembuka lewat tendangan trivela luar biasa di menit ke-28—assist apik dari Federico Valverde—tapi juga menjadi otak di lini serang. Ia terlibat langsung dalam gol kedua Franco Mastantuono di menit ke-38, dengan umpan silang akurat yang membuka ruang bagi remaja Argentina itu merayakan gol debutnya untuk Los Blancos. Vinícius mencatatkan lima assist musim ini, termasuk yang krusial malam itu, plus delapan dribel sukses dan penguasaan bola 72 persen untuk tim. Statistiknya mencolok: ia memenangkan 12 dari 15 duel individu, termasuk beberapa kali melewati bek Levante yang tangguh seperti Unai Elgezabal. Meski Mbappé mencuri headline dengan dua gol, Vinícius adalah arsitek kemenangan, mengontrol tempo babak pertama dan membuat pertahanan tuan rumah kewalahan. “Vini adalah maestro malam ini,” tulis salah satu analis pasca-laga, menegaskan betapa ia layak jadi bintang.
Bagaimana Peforma Mbappe Dalam Pertandingan Tersebut
Kylian Mbappé memulai laga dengan sedikit kikuk, tapi finis seperti predator haus gol. Penyerang Prancis itu, yang kini jadi top skor La Liga dengan tujuh gol dari enam laga, kesulitan menembus kotak penalti Levante di babak pertama. Ia sempat melewatkan peluang emas di menit ke-10, saat menerima umpan dari Mastantuono tapi tembakannya melambung di atas mistar. Kiper Mathew Ryan juga dua kali menggagalkannya, termasuk satu save gemilang dari sundulan jarak dekat. Namun, babak kedua jadi panggung Mbappé. Saat Levante menyamakan kedudukan 2-1 lewat sundulan Karl Etta Eyong di menit ke-55—setelah defleksi sial dari umpan Ivan Romero—tekanan mulai terasa. Mbappé merespons dengan dingin: di menit ke-64, ia memenangkan penalti setelah dilanggar Elgezabal di kotak penalti, lalu mengeksekusinya dengan tendangan cheeky ke sisi kanan, melewati Ryan yang terpana. Tak cukup, tiga menit kemudian, ia menyelesaikan brace dengan gol solo brilian—menerima umpan terobosan Arda Güler, melewati Ryan, dan menendang ke gawang kosong. Dua gol itu lahir dari dua peluang besar yang ia konversi sempurna, plus tiga assist potensial yang tak jadi gol. Secara keseluruhan, Mbappé mencatatkan rating 8.5 dari Sofascore, dengan 4 tembakan tepat sasaran, 3 dribel sukses, dan 11 kali menyentuh bola di sepertiga akhir lawan. Performa ini menegaskan adaptasinya di musim kedua: dari 14 gol di semua kompetisi, ia kini jadi senjata utama Alonso, meski sempat absen karena cedera ringan pekan lalu. “Mbappé tak terbendung saat on fire,” komentar pelatih, menyoroti bagaimana ia membalikkan momentum setelah gol Levante.
Laga ini juga menunjukkan sinergi Mbappé dengan rekan setim. Umpan dari Güler untuk gol keduanya jadi contoh visi permainan Madrid yang fluid, sementara ia sempat saling beri umpan dengan Vinícius di serangan balik. Levante, yang finis di posisi 16 dengan empat poin, tak bisa menahan laju Mbappé setelah penalti itu—mereka kebobolan 12 gol rumah melawan Madrid sepanjang sejarah La Liga. Bagi Mbappé, ini bukan hanya tambahan gol, tapi bukti mental juara yang membuatnya kandidat kuat Ballon d’Or 2026.
Kesimpulan: MOTM Levante vs Real Madrid: Kylian Mbappe
Kemenangan 4-1 atas Levante jadi batu loncatan sempurna bagi Real Madrid menuju derby Madrid akhir pekan ini. Vinícius sebagai MOTM pantas dapat pujian atas orkestrasinya, tapi tak bisa dipungkiri peran Mbappé yang krusial dengan brace penentu—ia bukan hanya pencetak gol, tapi katalisator yang membuat Los Blancos tak tergoyahkan. Dengan rekor enam kemenangan awal yang langka—hanya keenam kalinya dalam sejarah La Liga—tim Alonso tampak siap rebut gelar. Mbappé, dengan ritme seperti ini, bisa jadi kunci utama. Fans Madrid boleh bermimpi besar: musim ini, tak ada yang mustahil bagi skuad putih.