Liverpool: Statistik Saat Ini Merupakan yang Terburuk. Musim 2025/26 seharusnya jadi perayaan bagi Liverpool sebagai juara bertahan Premier League. Namun, realitasnya jauh dari itu. Setelah memulai dengan lima kemenangan beruntun, tim Arne Slot kini terpuruk di peringkat 12, tertinggal 11 poin dari Arsenal. Enam kekalahan dari tujuh laga terakhir di liga—termasuk 3-0 kalah dari Manchester City dan Nottingham Forest—menjadikan ini salah satu awal musim terburuk dalam sejarah klub. Kekalahan 4-1 dari PSV Eindhoven di Liga Champions Rabu lalu bahkan mencetak rekor buruk: sembilan kekalahan dalam 12 laga, terburuk sejak 1953-54. Apa yang salah dengan The Reds? INFO CASINO
Kinerja Liga yang Menghancurkan: Liverpool: Statistik Saat Ini Merupakan yang Terburuk
Liverpool kini punya enam kekalahan dari 12 laga Premier League, rekor terburuk untuk juara bertahan sejak Leicester City 2016-17 yang finis ke-12. Mereka kebobolan 20 gol—sama terburuknya dengan musim 2014-15 di bawah Brendan Rodgers—dan kebobolan dua gol atau lebih di tujuh laga, kedua terburuk di liga. Di kandang, 3-0 kalah dari Forest adalah kekalahan terburuk sejak 4-1 dari City pada 2021. Formasi terbaru: kalah di babak pertama dan akhir di enam dari tujuh laga terakhir. Slot, yang musim lalu juara dengan empat laga tersisa, kini punya win rate 51% sepanjang 2025—termasuk kekalahan beruntun tiga kali dengan margin tiga gol atau lebih. Pengeluaran £450 juta di musim panas seharusnya memperkuat, tapi malah bikin tim kehilangan kohesi.
Masalah di Liga Champions: Liverpool: Statistik Saat Ini Merupakan yang Terburuk
Performa Liverpool di Eropa tak kalah memprihatinkan. Kekalahan 4-1 dari PSV adalah yang ketiga beruntun dengan margin besar, bagian dari sembilan kekalahan dalam 12 laga keseluruhan. Musim lalu, mereka tak kebobolan sembilan gol dari set-piece di seluruh liga; kini, angka itu tercapai hanya di 12 laga. Cedera menumpuk: Florian Wirtz dan Conor Bradley terbaru bergabung dengan daftar panjang, memaksa rotasi yang bikin lini belakang rapuh. Di grup Liga Champions, dua kemenangan dari tiga laga awal kini terancam, dengan risiko finis di luar delapan besar yang berarti playoff tambahan. Ini kontras tajam dengan dominasi musim lalu, di mana mereka angkat trofi dengan mudah.
Faktor Cedera dan Transisi Pelatih
Slot menggantikan Jürgen Klopp dengan janji revolusi, tapi transisi ini berantakan. Pengeluaran rekor £450 juta untuk pemain baru seperti Wirtz gagal berintegrasi, sementara bintang lama seperti Mohamed Salah kesulitan—baru satu gol non-penalty musim ini. Cedera jadi alasan utama: tiga bek tengah senior absen panjang, mirip krisis 2020-21 yang bikin mereka finis ketiga, 27 poin di belakang City. Fans Anfield mulai gelisah, meski belum ada sorak boikot terbuka. Slot masih punya kredit dari gelar lalu, tapi dengan tujuh laga tersisa di 2025, tekanan makin berat. Sejarah bilang juara bertahan jarang bertahan: hanya empat dari 14 tim dengan start sempurna yang juara lagi.
Kesimpulan
Statistik Liverpool saat ini memang yang terburuk dalam 70 tahun: dari puncak ke peringkat 12, dari tak terkalahkan ke kekalahan beruntun. Ini bukan sekadar wobble, tapi krisis yang butuh perbaikan cepat. Slot harus pulihkan kepercayaan, atasi cedera, dan integrasikan skuad baru sebelum terlambat. Fans tetap setia, tapi kesabaran mulai menipis. Liverpool pernah bangkit dari lubang lebih dalam—musim 2020-21 bukti. Kini, saatnya The Reds tunjukkan mental juara lagi, atau gelar kemarin cuma jadi kenangan manis yang pahit.