Erik Ten Hag Akan Kembali Reuni Dengan Mantan Klubnya. Dunia sepak bola Eropa kembali diramaikan oleh kabar menarik yang melibatkan seorang taktisi berpengalaman asal Belanda, Erik ten Hag. Setelah menjalani perjalanan karier yang penuh liku-liku, termasuk pemecatan dari posisi pelatih utama di klub Inggris ternama, ten Hag kini dikabarkan sedang dalam pembicaraan intens untuk kembali ke pelukan mantan klubnya, Ajax Amsterdam. Reuni potensial ini muncul di tengah krisis yang dialami Ajax musim ini, di mana tim asal Belanda itu baru saja memutuskan kontrak pelatih mereka, John Heitinga, usai kekalahan memalukan di kompetisi antarklub Eropa. Kabar ini langsung menjadi sorotan, karena ten Hag pernah membawa Ajax mencapai puncak kejayaan dengan gaya permainan menyerang yang khas. Bagi penggemar sepak bola, langkah ini bukan sekadar pergantian kursi pelatih, melainkan peluang untuk menyaksikan kisah sukses lama yang mungkin terulang. Dengan pengalaman luas di berbagai liga, ten Hag tampak siap membawa angin segar, meski tantangan di depan mata tak luput dari spekulasi. MAKNA LAGU
Latar Belakang Karier Erik ten Hag di Ajax: Erik Ten Hag Akan Kembali Reuni Dengan Mantan Klubnya
Erik ten Hag bukan nama asing bagi Ajax. Ia pertama kali bergabung dengan klub ini pada 2017 sebagai pelatih tim cadangan, sebelum naik jabatan menjadi pelatih utama pada 2018. Di bawah asuhannya, Ajax mengalami renaissance yang luar biasa. Musim 2018-2019 menjadi puncaknya, ketika tim itu lolos ke semifinal Liga Champions Eropa untuk pertama kalinya dalam 22 tahun. Kemenangan dramatis atas raksasa Spanyol di perempat final masih dikenang sebagai momen ikonik, di mana para pemain muda seperti Frenkie de Jong dan Matthijs de Ligt bersinar terang. Ten Hag dikenal dengan filosofi “total football” yang menekankan penguasaan bola, pressing tinggi, dan pengembangan talenta akademi. Ia berhasil membawa Ajax juara liga domestik dua kali berturut-turut dan mencetak rekor poin terbanyak dalam sejarah kompetisi Belanda.
Perjalanan ten Hag tak berhenti di sana. Pada 2022, ia meninggalkan Ajax untuk menangani klub besar di Inggris, di mana ia sempat meraih trofi bergengsi pada musim perdananya. Namun, tekanan tinggi dan hasil inkonsisten membuatnya terdepak pada akhir 2024. Tak lama setelah itu, ia sempat mencoba peruntungan di klub Jerman, Bayer Leverkusen, menggantikan sosok pelatih legendaris. Sayangnya, petualangan singkat itu berakhir prematur setelah hanya tiga pertandingan, akibat ketidakcocokan visi dan hasil awal yang mengecewakan. Pengalaman ini justru memperkaya resume-nya, menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan tekanan lintas budaya. Kini, dengan usia 55 tahun, ten Hag kembali melirik Ajax sebagai rumah yang paling akrab, di mana ia pernah merasakan kebebasan penuh untuk menerapkan idenya tanpa intervensi berlebih.
Situasi Terkini di Ajax dan Alasan Reuni: Erik Ten Hag Akan Kembali Reuni Dengan Mantan Klubnya
Ajax saat ini berada dalam kondisi yang memprihatinkan, jauh dari citra klub pembina talenta terbaik Eropa. Musim 2025-2026 dimulai dengan awal yang buruk: posisi tengah di liga domestik, eliminasi dini dari kompetisi Eropa, dan ketidakharmonisan internal. Pemecatan John Heitinga, mantan bek andalan klub, datang setelah kekalahan telak yang membuat suporter kecewa berat. Manajemen Ajax, dipimpin direktur Alex Kroes, segera bergerak cepat dengan menjalin kontak awal kepada ten Hag. Laporan menyebutkan bahwa pembicaraan pertama telah dilakukan, dan rencana pertemuan lanjutan dijadwalkan sebelum jeda musim dingin. Alasan utama? Ten Hag memahami DNA Ajax lebih baik daripada siapa pun. Ia tahu cara memaksimalkan akademi Jong Ajax, yang kini dipenuhi bibit-bibit unggulan seperti Jorrel Hato dan Kenneth Taylor.
Reuni ini juga didorong oleh penolakan ten Hag terhadap tawaran dari klub Inggris, Wolverhampton. Meski sempat masuk shortlist untuk posisi pelatih di sana, ia memilih fokus pada opsi yang lebih emosional. Bagi Ajax, ten Hag adalah pilihan ideal karena rekam jejaknya yang terbukti. Ia pernah membangun skuad muda menjadi tim kompetitif tanpa belanja besar, sesuatu yang krusial di tengah keterbatasan finansial Ajax pasca-pandemi. Namun, tantangan tetap ada: tim saat ini butuh restrukturisasi mendalam, termasuk perbaikan lini belakang yang rapuh dan adaptasi pemain senior dengan gaya ten Hag yang intens. Jika terealisasi, reuni ini bisa menjadi katalisator untuk Ajax bangkit, mengembalikan era keemasan ala 2019.
Prospek dan Dampak Reuni bagi Sepak Bola Belanda
Jika Erik ten Hag resmi kembali, dampaknya tak hanya terasa di Ajax, tapi juga bagi sepak bola Belanda secara keseluruhan. Liga Eredivisie, yang sempat ditinggalkan bayang-bayang dominasi PSV Eindhoven, berpotensi menyaksikan persaingan ketat lagi. Ten Hag dikenal sebagai pembina talenta; selama masa kepelatihannya dulu, ia melahirkan bintang-bintang yang kini bersinar di liga top Eropa. Kembali ke Ajax, ia bisa melanjutkan misi itu, terutama dengan fokus pada integrasi pemain muda ke tim utama. Bayangkan skuad yang dipadukan antara veteran berpengalaman dan remaja berbakat—resep sukses yang pernah ia buktikan.
Dari sisi internasional, reuni ini bisa memperkuat posisi Belanda di panggung Eropa. Tim nasional Oranje, yang dipimpin pelatih Ronald Koeman, sering kali bergantung pada produk Ajax untuk skuad inti. Ten Hag, dengan jaringan luasnya, juga berpotensi membawa kolaborasi taktik yang lebih kohesif. Namun, prospek ini bukan tanpa risiko. Ten Hag harus menghadapi ekspektasi tinggi dari suporter yang haus trofi, serta persaingan ketat dari klub-klub tetangga. Bagi karier pribadinya, ini adalah kesempatan untuk membersihkan nama setelah kegagalan di Jerman dan Inggris, membuktikan bahwa ia tetap relevan di usia matang. Secara keseluruhan, reuni potensial ini menjanjikan cerita inspiratif: tentang pulang ke akar, membangun ulang, dan mengejar mimpi lama.
Kesimpulan
Kabar Erik ten Hag berpotensi reuni dengan Ajax Amsterdam menjadi angin segar di tengah musim yang suram bagi klub berjuluk De Godenzonen itu. Dengan latar belakang sukses masa lalu, situasi genting saat ini, dan prospek cerah ke depan, langkah ini terasa seperti potongan puzzle yang pas. Ten Hag bukan hanya pelatih; ia adalah simbol era keemasan Ajax yang bisa dihidupkan kembali. Meski belum ada konfirmasi resmi, pembicaraan yang sedang berlangsung menunjukkan komitmen kuat dari kedua belah pihak. Bagi penggemar, ini adalah undangan untuk menyaksikan babak baru dalam sejarah sepak bola Belanda—di mana pengalaman bertemu ambisi, dan masa lalu menyatu dengan masa depan. Jika terwujud, reuni ini tak sekadar berita; ia bisa menjadi legenda baru yang ditorehkan di Johan Cruyff Arena.