Bagaimana Kinerja Pemain Liverpool saat Melawan Sunderland. Liverpool kembali menunjukkan performa yang membuat fansnya gelisah saat menjamu Sunderland di Anfield. Pertandingan berakhir imbang 1-1, dengan gol pembuka dari Chemsdine Talbi di menit 67 membawa Sunderland unggul, sebelum Nordi Mukiele mencetak gol bunuh diri akibat tekanan Florian Wirtz di menit 81. Arne Slot, pelatih yang sedang di bawah tekanan, meninggalkan Mohamed Salah di bangku cadangan untuk kedua kalinya berturut-turut, dan itu terlihat memengaruhi ritme tim. Liverpool, juara bertahan yang kini kesulitan, seharusnya mendominasi tapi malah tampil datar, dengan penguasaan bola 66% tapi hanya tiga tembakan tepat sasaran. Ini bukan kemenangan yang dibutuhkan untuk bangkit dari krisis, tapi setidaknya poin satu ini menyelamatkan muka di depan pendukung setia. INFO SLOT
Performa Linie Pertahanan yang Rapuh: Bagaimana Kinerja Pemain Liverpool saat Melawan Sunderland
Pertahanan Liverpool menjadi sorotan utama, dengan kesalahan kecil yang hampir merugikan tim. Alisson Becker tampil stabil secara keseluruhan, tapi momen ceroboh di menit 30-an saat bola Trai Hume lolos dari jarinya dan membentur mistar gawang menunjukkan betapa rapuhnya lini belakang. Virgil van Dijk, kapten yang biasanya jadi benteng, terlihat lambat dalam membaca serangan balik Sunderland, terutama saat Talbi melepaskan tembakan jarak jauh yang tak terbendung. Ibrahima Konate, yang masuk menggantikan Joe Gomez di menit 65, sempat kesulitan menjaga Omar Alderete yang nyaris mencetak gol dari sundulan pojok. Andrew Robertson di sisi kiri juga kurang agresif, sering terjebak di posisi defensif. Secara keseluruhan, lini belakang ini gagal menutup ruang, membiarkan Sunderland menciptakan lima tembakan tepat sasaran – angka yang terlalu tinggi untuk tim tamu yang baru promosi.
Kontribusi Gelandang yang Kurang Menginspirasi: Bagaimana Kinerja Pemain Liverpool saat Melawan Sunderland
Gelandang Liverpool seharusnya jadi motor penggerak, tapi malam itu mereka lebih banyak mengontrol bola tanpa ancaman nyata. Ryan Gravenberch dan Alexis Mac Allister memulai dengan baik, tapi kehilangan intensitas di babak kedua. Mac Allister, yang digantikan Hugo Ekitike di menit 74, sering kehilangan bola di area tengah, termasuk umpan longgar yang dimanfaatkan Hume untuk peluang emas. Dominik Szoboszlai, yang biasanya energik, tampil lesu dan bahkan memberi peluang awal Sunderland dengan sentuhan buruk. Cody Gakpo di sisi kiri gelandang serang menciptakan tujuh peluang besar musim ini, tapi malam itu dia terlalu individualis, dengan tembakan jarak jauh yang mudah ditepis Robin Roefs. Penggantian Salah di menit 46 seharusnya membangkitkan semangat, tapi gelandang tetap kesulitan membongkar blok rendah Sunderland, membuat serangan terasa monoton.
Penyerang yang Bergantung pada Individu
Lini depan Liverpool menunjukkan ketergantungan berlebih pada momen-momen brilian individu, bukan kerja sama tim. Alexander Isak, striker utama, melewatkan peluang emas di depan gawang yang seharusnya jadi gol pembuka, menambah kritik atas formnya sejak bergabung. Florian Wirtz, rekrutan mahal senilai £116 juta, jadi pahlawan malam itu. Meski golnya dicatat sebagai own goal Mukiele, Wirtz menari melewati dua bek sebelum melepaskan tembakan yang memaksa defleksi – momen yang menyelamatkan Slot dari sorotan lebih tajam. Wirtz tampil impresif sepanjang laga, menciptakan peluang di babak pertama meski ditangkap Roefs. Penggantian Federico Chiesa di menit 86 terbukti krusial: bukan karena gol, tapi blok garis gawang heroik di injury time yang mencegah Wilson Isidor menang untuk Sunderland. Sayangnya, lini depan ini gagal memanfaatkan penguasaan bola, dengan hanya empat gol dari 13 pertandingan musim ini.
Kesimpulan
Kinerja Liverpool melawan Sunderland adalah cerminan musim yang penuh gejolak: dominan di kertas tapi lemah di eksekusi. Wirtz menunjukkan potensi besar sebagai masa depan tim, sementara lini belakang dan gelandang harus segera diperbaiki untuk hindari degradasi lebih dalam. Slot butuh lebih dari rotasi; dia butuh intensitas yang hilang. Hasil imbang ini seperti obat penenang sementara, tapi Anfield butuh kemenangan meyakinkan untuk kembalikan api juang. Sunderland pergi dengan poin berharga, sementara Liverpool harus introspeksi cepat menjelang laga lawan Leeds. Di sepakbola, satu poin bisa jadi penyelamat, tapi jangan sampai jadi kebiasaan.