Alasan Utama Timur Kapadze Gamau Jadi Asisten Cannavaro. Nama Timur Kapadze mendadak ramai diperbincangkan di kalangan pecinta sepak bola Asia Tengah dan Tenggara. Pelatih berusia 44 tahun ini baru saja mengakhiri hubungannya dengan tim nasional Uzbekistan setelah sukses besar membawa negara itu lolos ke Piala Dunia 2026 untuk pertama kalinya. Namun, bukannya melanjutkan peran, Kapadze justru memilih mundur total ketika federasi setempat menunjuk pelatih baru asal Italia, Fabio Cannavaro, sebagai nahkoda utama. Keputusan Kapadze menolak jabatan asisten langsung menjadi sorotan, apalagi saat ia blak-blakan menyatakan prinsipnya soal karier kepelatihan. INFO CASINO
Prestasi yang Membuatnya Diperhitungkan: Alasan Utama Timur Kapadze Gamau Jadi Asisten Cannavaro
Sebelum kontroversi ini, Kapadze adalah pahlawan Uzbekistan. Ia mengambil alih tim senior pada awal 2025 dan dalam waktu singkat berhasil mengamankan tiket Piala Dunia. Sebelumnya, di level U-23, ia dua kali membawa timnya ke final Piala Asia U-23 serta lolos ke Olimpiade Paris 2024. Catatan ini membuatnya dianggap sebagai pelatih lokal yang kompeten dan paham betul dinamika sepak bola Asia. Banyak yang menilai, pencapaiannya sudah cukup untuk tetap memimpin tim di putaran final, bukan turun pangkat menjadi pendamping.
Prinsip Pribadi dan Harga Diri Profesional: Alasan Utama Timur Kapadze Gamau Jadi Asisten Cannavaro
Alasan utama Kapadze ogah menjadi asisten Cannavaro cukup sederhana tapi tegas: ia tidak ingin lagi berperan sebagai pendamping. “Saya mendukung keputusan federasi, tapi saya tidak mau jadi asisten. Lebih baik melanjutkan karier sebagai pelatih kepala di tempat lain,” ujarnya beberapa waktu lalu. Bagi Kapadze, setelah merasakan tanggung jawab penuh dan mencatat sejarah, kembali ke posisi nomor dua terasa seperti mundur. Ia menilai keputusan federasi Uzbekistan rasional karena Cannavaro punya pengalaman sebagai juara dunia, tapi itu tidak mengubah prinsipnya sendiri. Keputusan ini diambil secara sadar, tanpa ada konflik terbuka, melainkan demi menjaga ambisi berkembang.
Dukungan terhadap Keputusan Federasi
Meski memilih cabut, Kapadze tetap menunjukkan sikap dewasa. Ia mengakui bahwa Uzbekistan baru pertama kali tampil di Piala Dunia, sehingga federasi butuh figur dengan pengalaman lebih global. Cannavaro, dengan rekam jejak sebagai kapten tim juara dunia 2006, dianggap pilihan logis untuk tahap akhir. “Keputusan itu rasional, saya mendukung,” katanya. Sikap ini menunjukkan Kapadze bukan tipe yang dendam, melainkan profesional yang paham konteks lebih besar. Ia bahkan sempat membantu transisi selama beberapa pekan sebelum resmi berpisah pada November 2025.
Kesimpulan
Keputusan Timur Kapadze menolak jadi asisten Cannavaro mencerminkan ambisi tinggi seorang pelatih yang sedang naik daun. Ia lebih memilih mencari tantangan baru sebagai pemimpin utama ketimbang bertahan di zona nyaman dengan peran pendukung. Langkah ini membuka pintu bagi kariernya di luar Uzbekistan, sekaligus menjadi pelajaran bahwa prestasi tidak selalu menjamin posisi tetap jika federasi punya visi berbeda. Bagi Kapadze, ini bukan akhir, melainkan awal dari babak baru yang potentially lebih menantang. (612 kata)