
Rekrutan mengejutkan AC Milan Selain Modric. Musim panas 2025 menjadi babak baru bagi AC Milan setelah musim sebelumnya yang mengecewakan, finis di posisi kedelapan Serie A dan kehilangan tiket Eropa. Di bawah arahan pelatih Maximiliano Allegri dan direktur olahraga Igli Tare, Rossoneri bergerak cepat di bursa transfer untuk membangun skuad kompetitif. Salah satu berita terpanas adalah kedatangan Luka Modric, gelandang berusia 39 tahun dari Real Madrid, yang bergabung secara gratis hingga Juni 2026 dengan opsi perpanjangan. Pengalaman Modric sebagai pemenang Ballon d’Or dan lima gelar Liga Champions langsung menarik perhatian. Namun, di balik itu, Milan melakukan rekrutan lain yang tak kalah mengejutkan: Adrien Rabiot, mantan bintang Juventus, direkrut dengan biaya €10 juta. Transfer ini bukan hanya penguatan lini tengah, tapi juga langkah berani yang menunjukkan ambisi Milan untuk campuran pengalaman dan stabilitas. Saat liga baru bergulir, kedua pemain ini sudah mulai beradaptasi, meski Rabiot yang lebih mencuri sorotan karena latar belakang rivalitasnya. BERITA BASKET
Siapakah Rekrutan AC Milan Tersebut: Rekrutan mengejutkan AC Milan Selain Modric
Adrien Rabiot lahir di Saint-Maurice, Prancis, pada 3 April 1995, menjadikannya usia 30 tahun saat bergabung dengan Milan. Pemain bertubuh 188 cm ini dikenal sebagai gelandang serba bisa, mampu bermain sebagai box-to-box atau defensive midfielder. Kariernya dimulai di akademi Paris Saint-Germain (PSG), di mana ia debut profesional pada 2012 dan menjadi andalan selama tujuh musim. Pada 2019, Rabiot pindah ke Juventus dengan status bebas transfer, dan sejak itu ia menjadi pilar utama skuad Bianconeri, tampil di lebih dari 200 pertandingan. Sebelum ke Milan, kontraknya habis di Juni 2025, memicu spekulasi panjang soal masa depannya. Allegri, yang pernah melatih Rabiot di Juventus, memainkan peran kunci dalam transfer ini, meyakinkan sang pemain untuk bergabung. Milan membayar €10 juta sebagai bonus kesepakatan pra-kontrak, plus gaji tahunan sekitar €7 juta. Rabiot menandatangani kontrak dua tahun dengan opsi tambahan, langsung diposisikan sebagai starter di lini tengah bersama Youssouf Fofana dan Samuele Ricci. Di pra-musim, ia sudah menunjukkan chemistry bagus dengan rekan-rekannya, meski butuh waktu untuk beradaptasi dengan gaya permainan Allegri yang lebih pragmatis.
Kenapa Rekrutan Ini Lebih Mengejutkan Dibanding Modric
Modric memang ikon, tapi transfernya terasa logis: usia lanjut, kontrak habis, dan Milan butuh pengalaman tanpa biaya besar. Ia seperti investasi murah untuk kualitas instan, terutama setelah Modric menyelesaikan Piala Dunia Klub dengan Real Madrid. Sebaliknya, Rabiot mengejutkan karena faktor rivalitas Juventus-Milan yang sengit. Selama enam tahun di Turin, ia mencetak 14 gol dan 20 assist di Serie A, sering jadi momok bagi Rossoneri di derby Italia. Bayangkan: pemain yang dulu mengenakan seragam rival bebuyutan kini berlatih di Milanello—itu seperti plot twist di film sepak bola. Selain itu, Rabiot sempat dikaitkan dengan klub Premier League seperti Manchester United atau Arsenal, yang menawarkan gaji lebih tinggi. Tapi Allegri meyakinkannya dengan janji peran sentral dan peluang juara Serie A. Transfer ini juga menunjukkan perubahan strategi Milan di era Tare: bukan lagi belanja besar untuk bintang muda, tapi perekrutan pintar untuk pemain matang yang paham liga. Di lima laga awal musim 2025/26, Rabiot sudah bermain penuh, berkontribusi pada kemenangan atas Bologna dan Udinese, membuat fans terkejut dengan dampak instannya. Modric masih adaptasi cedera ringan, sementara Rabiot langsung jadi tulang punggung pertahanan tengah.
Bagaimana Peforma Pemain Tersebut Selama di Sepak Bola Profesional
Karier Rabiot adalah cerita ketekunan dan konsistensi. Debut di PSG pada usia 17 tahun, ia cepat naik kelas, bermain 178 laga dengan 21 gol dan 18 assist. Ia bagian dari skuad juara Ligue 1 tiga kali dan runner-up Liga Champions 2020. Pindah ke Juventus, performanya makin matang: musim 2019/20, ia tampil 33 kali dengan rata-rata 2,5 tackle per laga, bantu Juve raih gelar Serie A. Di level internasional, Rabiot debut untuk Prancis pada 2016 dan jadi kunci di Piala Dunia 2018, meski sempat absen di final karena skorsing. Total caps-nya mencapai 50 pertandingan dengan 4 gol. Statistik karirnya mencolok: lebih dari 400 laga klub, tingkat operan akurat 88%, dan kemampuan duel udara unggul berkat fisiknya. Di Juventus musim 2024/25, ia catatkan 7 gol dan 5 assist di Serie A, plus peran besar di Coppa Italia. Kekuatannya di pressing tinggi dan distribusi bola membuatnya cocok untuk taktik Allegri yang mengandalkan transisi cepat. Meski dikritik kadang kurang disiplin, Rabiot berevolusi jadi pemimpin lapangan, terbukti dari rating rata-rata 7,2 di Transfermarkt. Di Milan, performa awalnya solid: dua assist di tiga laga pertama, dengan 85% akurasi umpan dan 12 recover ball. Ini bukti ia tak sekadar nama besar, tapi aset nyata untuk skuad muda Milan.
Kesimpulan: Rekrutan mengejutkan AC Milan Selain Modric
Rekrutan Adrien Rabiot jadi kejutan manis bagi AC Milan di musim 2025/26, melengkapi kedatangan Modric dengan cara yang tak terduga. Sementara Modric bawa kilau trofi, Rabiot tawarkan kestabilan sehari-hari yang krusial untuk bangkit dari musim buruk sebelumnya. Dengan lini tengah kini kuat—didukung Ricci dan Fofana—Milan punya fondasi solid menuju target top empat Serie A dan gelar Coppa Italia. Allegri punya alat untuk bangun tim juara, dan Rabiot, dengan pengalaman rivalitasnya, bisa jadi katalisator. Bagi fans Rossoneri, ini bukan akhir, tapi awal era baru: campuran veteran tangguh dan semangat muda. Jika adaptasi berlanjut mulus, San Siro akan bernyanyi lebih lantang musim ini. Milan kembali, dan Rabiot adalah bukti mereka serius.