Garnacho Menjadi Bahan Tertawa di Old Trafford

garnacho-menjadi-bahan-tertawa-di-old-trafford

Garnacho Menjadi Bahan Tertawa di Old Trafford. Old Trafford kembali menjadi sorotan dunia sepak bola akhir pekan ini, saat Manchester United menjamu Chelsea dalam laga Premier League yang penuh emosi. Stadion ikonik itu bukan hanya saksi bisu pertarungan dua tim, tapi juga panggung dramatis bagi reuni tak terduga dengan Alejandro Garnacho, mantan wonderkid Setan Merah yang kini membela The Blues. Transfer kontroversial senilai £40 juta di akhir jendela musim panas meninggalkan luka bagi fans United, dan kunjungan Garnacho justru berubah menjadi momen yang memalukan baginya. Sorak-sorai ejekan dan tawa sinis dari tribun menyelimuti namanya sepanjang pertandingan, mengubah apa yang seharusnya menjadi hari spesial menjadi bahan olok-olok. Kisah ini mengingatkan betapa cepatnya roda nasib berputar di sepak bola, di mana bakat tak selalu cukup tanpa sikap yang matang. BERITA BASKET

Mengenal Siapa itu Pesepak Bola Garnacho: Garnacho Menjadi Bahan Tertawa di Old Trafford

Alejandro Garnacho bukan nama asing bagi penggemar sepak bola Eropa. Lahir di Madrid pada 2004 dari ayah Argentina dan ibu Spanyol, ia bergabung dengan akademi Atletico Madrid sejak kecil sebelum pindah ke Manchester United pada 2020. Bakatnya langsung meledak di level junior: ia menjadi bintang dalam kemenangan FA Youth Cup 2022, di mana gol dramatisnya di final melawan Nottingham Forest membuatnya dijuluki “pangeran muda” Old Trafford. Debut seniornya datang tepat di kandang melawan Chelsea pada April 2022, saat ia masuk sebagai pengganti di menit akhir—momen yang membuat saudaranya menangis haru di kotak direksi.

Musim-musim berikutnya, Garnacho tumbuh menjadi senjata mematikan di sayap kiri United. Ia mencetak gol pembuka spektakuler melawan Manchester City di final FA Cup 2024, overhead kick yang masuk nominasi gol terbaik tahun itu. Total, ia menyumbang 10 gol dari 50 penampilan di musim 2023/24, menjadikannya salah satu talenta termuda paling menjanjikan di liga. Namun, di balik kilauan itu, ada sisi gelap: sikapnya yang sering dianggap arogan, seperti saat ia berdebat dengan pelatih atau merayakan gol dengan gestur provokatif. Pada 2024, ia bahkan sempat bertengkar dengan fans United di luar stadion setelah performa buruk melawan Chelsea, di mana ia melewatkan dua peluang emas. Kini, di usia 21, Garnacho adalah pemain internasional Argentina yang punya kecepatan, dribel lincah, dan insting gol tajam—tapi juga reputasi sebagai “bom waktu” yang butuh disiplin.

Apakah Dalam Laga MU vs Chelsea, Pemain Garnacho Dimainkan

Pertandingan MU vs Chelsea pada 20 September 2025 berlangsung sengit, dengan kedua tim saling serang sejak peluit awal. Enzo Maresca, pelatih Chelsea, membawa Garnacho dalam skuadnya, meski spekulasi sempat beredar bahwa ia mungkin hanya cadangan. Pada akhirnya, Garnacho memang duduk di bangku cadangan saat kick-off, dengan Estevao dan Pedro Neto yang dipasang di sayap. Ini bukan kejutan besar; sejak pindah dari United, Garnacho belum sekali pun starter di liga untuk Chelsea. Debutnya melawan Brentford pekan lalu berakhir kontroversial, di mana ia dikritik karena “ketiduran” di pertahanan, membiarkan Fabio Carvalho menyamakan skor di menit ke-93.

Sepanjang babak pertama, tekanan dari fans United terasa berat. Saat pemanasan, drone dan sorakan ejekan sudah mengarah padanya. Maresca akhirnya memasukkan Garnacho di menit ke-64, menggantikan Malo Gusto yang kelelahan. Ia langsung diterjunkan ke sisi kiri, menghadapi bek United Bruno Fernandes yang dikenal tangguh. Namun, peluang pertamanya datang cepat: umpan silang dari Cole Palmer di menit ke-70, tapi sundulannya melambung tinggi, memicu tawa massal dari tribun utara. Di 15 menit terakhir, ia sempat melepaskan tembakan melengkung yang diparey Onana, tapi itu tak cukup untuk membalikkan keadaan. Chelsea kalah 2-1, dan Garnacho keluar lapangan dengan kepala tertunduk, tanpa satu pun kontribusi positif yang bisa dibanggakan.

Apa yang Membuat Garnacho Jadi Bahan Tawaan Fans MU

Yang membuat Garnacho menjadi bahan tertawaan bukan hanya performa mediokernya, tapi konteks dramatis di baliknya. Saat turun dari bus tim Chelsea, ia langsung disambut desahan boo keras dari ribuan fans United yang menunggu di luar stadion. “Pengkhianat!” teriak beberapa kelompok, merujuk pada transfernya yang dianggap pengkhianatan setelah dibesarkan di akademi Setan Merah. Di tribun, spanduk bertuliskan “Garnacho: Dari Wonderkid ke Wonderflop” bergoyang-goyang, sementara chant “You’re just a sh*t Rashford” bergema sepanjang laga—membandingkannya dengan mantan rekan setim yang juga bermasalah.

Puncaknya terjadi di menit ke-70, saat sundulan gagalnya memicu gelak tawa bergemuruh. Kamera menangkap wajah pelatih Ruben Amorim yang tersenyum sinis di pinggir lapangan, seolah mengonfirmasi keputusannya membuang Garnacho ke “bomb squad” musim panas lalu. Fans tak segan mengejek sikapnya dulu: ingatan tentang ia berdebat dengan Amorim di latihan, atau saat ia meninggalkan stadion lebih awal setelah diganti di laga Februari melawan Ipswich. Bahkan, di media sosial, meme beredar cepat—foto Garnacho dengan caption “Kembali ke rumah, tapi lupa bawa skill”. Tawa itu campur aduk antara kekecewaan dan balas dendam; fans merasa dikhianati oleh pemain yang mereka puja tiga tahun lalu. Bagi sebagian, ini karma atas ego yang tak terkendali, sementara yang lain melihatnya sebagai pelajaran bagi talenta muda: loyalitas di atas segalanya.

Kesimpulan: Garnacho Menjadi Bahan Tertawa di Old Trafford

Kembalinya Garnacho ke Old Trafford berakhir seperti mimpi buruk yang tak terlupakan, di mana tawa fans United menjadi simfoni akhir dari babak panjang di Manchester. Dari bintang akademi hingga kambing hitam, perjalanannya menggambarkan sisi gelap sepak bola: bakat melimpah tak menjamin umur panjang tanpa kedewasaan. Bagi Chelsea, ini peluang untuk membentuk ulang karakternya di bawah Maresca; bagi United, kemenangan 2-1 itu terasa lebih manis karena rasa puas. Di tengah hiruk-pikuk Premier League, kisah ini jadi pengingat sederhana: di lapangan hijau, emosi fans bisa secepat kilat mengubah pahlawan menjadi bahan tertawaan. Dan Garnacho? Ia punya waktu tersisa musim ini untuk membuktikan bahwa tawa itu hanya sementara.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…