Pesepak Bola Legenda Sebutkan 2 Pemain Everton Ini Bahaya

Pesepak Bola Legenda Sebutkan 2 Pemain Everton Ini Bahaya

Pesepak Bola Legenda Sebutkan 2 Pemain Everton Ini Bahaya. Dunia sepak bola Inggris kembali diramaikan oleh pernyataan tajam dari seorang legenda yang tak asing lagi di mata penggemar. Baru-baru ini, mantan pemain top yang pernah mengukir sejarah gemilang di lapangan hijau menyatakan kekhawatirannya terhadap dua sosok kunci di skuad Everton. Menurutnya, kedua pemain ini bukan hanya berbakat, tapi juga menyimpan potensi “bahaya” yang bisa mengubah dinamika pertandingan Premier League musim 2025/26. Pernyataan ini muncul di tengah performa Everton yang mulai menanjak setelah start lambat, di mana mereka berhasil meraih poin lebih banyak dibanding musim-musim sebelumnya sejak Mei lalu. Bagi Toffees, yang kini bertarung untuk bertahan di papan tengah, pujian sekaligus peringatan ini seperti angin segar yang bercampur badai. Apa yang membuat legenda ini begitu yakin? Mari kita kupas lebih dalam, mulai dari siapa dia hingga alasan di balik label “berbahaya” untuk kedua pemain tersebut. Ini bukan sekadar opini, tapi pengamatan dari seseorang yang paham betul bagaimana bola bisa berputar tak terduga. BERITA BOLA

Siapakah Pesepak Bola Legenda Tersebut: Pesepak Bola Legenda Sebutkan 2 Pemain Everton Ini Bahaya

Legenda yang dimaksud adalah Leighton Baines, mantan bek kiri Everton yang kini menjabat sebagai asisten manajer klub Merseyside itu. Lahir pada 11 Desember 1984 di Kirkby, Baines bukan nama sembarangan di Goodison Park. Kariernya dimulai di Wigan Athletic, di mana ia bagian dari tim juara Second Division tahun 2003. Namun, puncaknya datang saat bergabung dengan Everton pada 2007, di mana ia menjadi pilar pertahanan selama lebih dari satu dekade. Baines dikenal sebagai spesialis tendangan bebas dan penalti, bahkan mencetak rekor sebagai pemain pertama di Premier League yang mengeksekusi lebih dari 10 penalti tanpa pernah gagal—total 13 gol dari titik putih hingga pensiunnya pada 2020.

Selama 420 penampilan untuk Everton, Baines mengumpulkan lima gol dan empat assist di musim 2013/14 saja, angka tertinggi untuk seorang bek saat itu. Ia juga mencetak gol pertama Everton di kompetisi Eropa modern, penalti melawan Wolfsburg di Europa League 2014. Karier internasionalnya tak sebanyak itu, tapi ia tetap jadi ikon Wales lewat kontribusinya di level klub. Kini, di usia 40 tahun, Baines tak lagi bermain, tapi perannya di belakang layar membuatnya dekat dengan skuad saat ini. Pernyataannya tentang dua pemain Everton ini disampaikan dalam wawancara informal pasca-latihan, di mana ia mengakui pengalaman panjangnya melihat talenta muda naik daun. Baines, yang pernah merasakan tekanan derby Merseyside dan euforia kemenangan FA Cup 1995 sebagai suporter muda, punya mata tajam untuk mendeteksi ancaman. Ia bilang, “Saya tahu bagaimana pemain seperti ini bisa merusak rencana lawan—saya pernah jadi bagian dari itu.” Pengamat sepak bola menyebut Baines sebagai “suara otoritatif” karena ia tak hanya bicara dari tribun, tapi dari pengalaman langsung di lapangan.

Siapakah 2 Pemain Berbahaya Itu

Dua pemain yang disebut Baines sebagai “bahaya” adalah Iliman Ndiaye dan Beto, dua penyerang yang kini jadi andalan serangan Everton di bawah asuhan Sean Dyche. Pertama, Iliman Ndiaye, winger serba bisa berusia 25 tahun asal Prancis yang direkrut dari Marseille pada musim panas 2024 dengan biaya sekitar 17 juta pound. Ndiaye, yang lahir di Rouen, punya darah Senegal dari ayahnya, dan ia sudah mewakili Timnas Prancis U21 sebelum beralih ke senior level. Di Everton, ia langsung menunjukkan kelasnya dengan kecepatan dan dribel yang mematikan, sering bermain di sayap kiri atau sebagai second striker. Musim ini, ia sudah mencetak dua gol dan tiga assist dalam enam laga awal, termasuk gol pembuka kemenangan 2-1 atas Aston Villa.

Kedua, Beto—nama lengkap Norberto Bercique Melo Pascual—penyerang Portugal berusia 28 tahun yang datang dari Udinese pada 2023 seharga 26 juta pound. Dengan tinggi 194 cm, Beto adalah tipikal target man yang kuat duel udara, tapi ia tak sekadar bertahan di kotak penalti. Ia punya naluri gol tajam, seperti terlihat dari gol penyama kedudukan dramatisnya melawan Leicester di EFL Cup musim lalu. Di musim 2025/26, Beto sudah menyumbang empat gol, termasuk brace saat Everton membalikkan keadaan dari ketertinggalan 0-2 menjadi 3-2 atas Brighton. Keduanya membentuk duet menarik: Ndiaye dengan kreativitasnya memberi umpan, sementara Beto menyelesaikannya dengan kekuatan fisik. Baines memilih keduanya karena chemistry mereka yang mulai terbentuk, membuat lini depan Everton tak lagi predictable seperti musim-musim sebelumnya.

Apa Alasan Mereka Berdua Dianggap Berbahaya

Baines tak main-main saat menyebut Ndiaye dan Beto “berbahaya”—bukan karena kekerasan, tapi karena kemampuan mereka mengubah pertandingan dalam sekejap. Untuk Ndiaye, alasannya sederhana: kecepatan dan visi permainannya. Legenda itu bilang, “Dia seperti kilat di sayap, bisa melewati dua bek sekaligus dan memberikan umpan silang yang tepat sasaran.” Data musim ini mendukung: Ndiaye punya success rate dribel 68%, tertinggi di skuad Everton, dan ia sering menciptakan peluang dari situasi dead ball. Di laga melawan Manchester United baru-baru ini, ia solo run dari tengah lapangan yang berujung assist untuk Beto, menunjukkan bagaimana ia bisa eksploitasi ruang sempit. Baines, yang dulu sering hadapi winger serupa, tahu betul betapa merepotkannya pemain seperti ini bagi bek lawan—terutama di era VAR di mana offside ketat, tapi dribel Ndiaye jarang terjebak.

Sementara itu, Beto dianggap berbahaya karena kombinasi fisik dan finishing-nya yang klinis. “Dia bukan cuma tinggi besar, tapi pintar positioning dan tak kenal lelah menekan bek,” kata Baines. Dengan 12 gol musim lalu di Serie A bersama Udinese, Beto membawa pengalaman adaptasi cepat ke Premier League. Alasan utama: duel udara menang 72% dan tembakan on target 55%, angka yang membuatnya ancaman konstan di set pieces. Everton, yang dulu lemah di bola mati, kini punya senjata baru berkat Beto—seperti gol kepalanya dari corner Ndiaye saat kalahkan Crystal Palace 3-0. Baines menambahkan, “Keduanya saling melengkapi; Ndiaye ciptakan, Beto selesaikan. Lawan harus hati-hati, karena satu momen bisa jadi gol.” Ini terbukti di tiga kemenangan beruntun Everton akhir Agustus, di mana duet ini terlibat di enam dari sembilan gol tim. Bagi Baines, “bahaya” ini justru peluang bagi Everton naik peringkat, asal Dyche manfaatkan dengan rotasi tepat.

Kesimpulan: Pesepak Bola Legenda Sebutkan 2 Pemain Everton Ini Bahaya

Pernyataan Leighton Baines tentang Iliman Ndiaye dan Beto sebagai dua pemain “berbahaya” di Everton bukan sekadar pujian kosong, tapi panggilan untuk waspada sekaligus optimisme. Di musim 2025/26 yang masih panjang, duet ini bisa jadi kunci Toffees lepas dari bayang-bayang degradasi dan tantang tim besar. Dengan pengalaman Baines di sisi pelatih, Everton punya panduan internal untuk maksimalkan potensi mereka. Bagi penggemar, ini berita gembira: Goodison Park mungkin segera bergemuruh lagi seperti era kejayaan dulu. Yang jelas, Premier League akan lebih seru dengan ancaman seperti Ndiaye dan Beto—pemain yang tak hanya main bola, tapi mengendalikan narasinya. Everton, saatnya bangkit total.

 

BACA SELENGKAPNYA DI…