Hubungan Ferguson dengan Wilfried Zaha di MU

hubungan-ferguson-dengan-wilfried-zaha-di-mu

Hubungan Ferguson dengan Wilfried Zaha di MU. Di dunia sepak bola yang penuh drama, hubungan antara Sir Alex Ferguson dan Wilfried Zaha di Manchester United tetap menjadi topik hangat hingga kini. Meski sudah lebih dari satu dekade berlalu sejak Zaha bergabung dengan Setan Merah pada 2013, cerita ini sering muncul kembali, terutama saat membahas kegagalan transfer atau warisan Ferguson. Zaha, yang menjadi penandatanganan terakhir legenda Skotlandia itu, seharusnya menjadi bintang baru di Old Trafford. Namun, realitas berjalan berbeda. Hingga Agustus 2025, kisah ini masih relevan, mengingat Zaha kini bersinar di klub lain sementara MU terus berganti manajer. Artikel ini mengupas hubungan mereka secara ringkas, berdasarkan fakta yang ada, tanpa melupakan dampaknya bagi fans. BERITA LAINNYA

Siapa Itu Wilfried Zaha

Wilfried Zaha adalah pemain sayap asal Pantai Gading yang lahir di Abidjan pada 10 November 1992, tapi besar di Inggris sejak usia empat tahun. Dia memulai karir profesionalnya di Crystal Palace pada 2010, di mana kemampuannya menggiring bola dan kecepatannya langsung mencuri perhatian. Zaha dikenal sebagai dribbler ulung, mampu melewati bek lawan dengan mudah, dan sering mencetak gol krusial. Pada musim 2012/2013, dia membantu Palace promosi ke Premier League dengan penampilan gemilang di Championship.

Setelah petualangan singkat di Manchester United, Zaha kembali ke Palace pada 2014 melalui pinjaman, lalu permanen. Di sana, dia menjadi ikon klub, mencetak lebih dari 90 gol dan memberikan assist tak terhitung. Pada 2023, Zaha pindah ke Galatasaray di Turki, di mana dia langsung berkontribusi besar, termasuk mencetak gol melawan mantan klubnya di Liga Champions. Hingga 2025, di usia 32 tahun, Zaha masih aktif, meski karirnya di level tertinggi sering dikaitkan dengan potensi yang tak terealisasi penuh karena episode MU. Dia juga mewakili timnas Pantai Gading sejak 2017, setelah sempat bermain untuk Inggris di level junior. Secara pribadi, Zaha dikenal sebagai sosok pekerja keras, tapi pernah mengalami kontroversi seperti rumor kehidupan pribadi yang memengaruhi karirnya.

Apa Hubungan Ferguson Dengan Wilfried Zaha

Hubungan antara Sir Alex Ferguson dan Wilfried Zaha lebih mirip teka-teki daripada ikatan guru-murid yang hangat. Pada Januari 2013, Ferguson, yang saat itu berusia 71 tahun dan mendekati pensiun, menandatangani Zaha dari Crystal Palace seharga sekitar 15 juta pound. Ini menjadi transfer terakhirnya sebelum mengumumkan pensiun di akhir musim. Ferguson melihat potensi besar pada Zaha, terinspirasi dari rekomendasi putranya, Darren Ferguson, yang melihat Zaha menghancurkan tim Peterborough miliknya. Ferguson percaya Zaha bisa menjadi penerus Cristiano Ronaldo, dengan kemampuan dribbling dan keberaniannya.

Namun, realitasnya jauh dari harapan. Zaha bergabung secara resmi pada musim panas 2013, tapi Ferguson sudah pensiun, digantikan David Moyes. Di bawah Moyes, Zaha hanya bermain empat kali, total 167 menit, tanpa gol atau assist signifikan. Lebih mengejutkan, menurut cerita yang beredar, Ferguson tak pernah berbicara langsung dengan Zaha selama periode itu. Zaha tiba di klub dengan ekspektasi tinggi, tapi merasa diabaikan. Dia pernah menyebut pengalaman di MU sebagai “neraka”, penuh rumor dan tekanan yang tak perlu, termasuk isu pribadi yang dibesar-besarkan media.

Setelah Moyes, Louis van Gaal juga tak memberi kesempatan banyak pada Zaha, yang akhirnya dipinjamkan ke Palace sebelum dijual permanen. Ferguson, meski pensiun, sempat disebut-sebut sebagai sosok yang “meninggalkan” Zaha tanpa bimbingan. Pada 2023, saat Zaha mencetak gol untuk Galatasaray melawan MU di Old Trafford, itu seperti balas dendam simbolis. Hingga 2025, hubungan ini masih dibahas sebagai contoh bagaimana transisi pasca-Ferguson gagal, di mana Zaha menjadi korban perubahan mendadak. Ferguson sendiri jarang komentari secara terbuka, tapi warisannya tetap kuat, meski kasus Zaha menunjukkan celah dalam perencanaan akhir karirnya.

Tanggapan Fans Man United Atas Hubungan Mereka

Fans Manchester United punya pandangan campur aduk soal hubungan Ferguson-Zaha, sering kali penuh penyesalan dan kritik terhadap klub pasca-Ferguson. Banyak yang menyalahkan timing pensiun Ferguson, menyebut Zaha sebagai “korban” karena tak mendapat bimbingan langsung dari sang legenda. Di media sosial seperti X (dulu Twitter), fans sering bilang, “Bayangkan kalau Ferguson tetap, Zaha bisa jadi Ronaldo baru.” Mereka melihat Zaha sebagai talenta yang terbuang, terutama setelah melihatnya bersinar di Palace dan Galatasaray.

Beberapa fans lebih kritis terhadap Zaha sendiri, bilang dia kurang adaptasi atau terpengaruh rumor pribadi, tapi mayoritas menyalahkan manajemen Moyes dan Van Gaal. Pada 2023, saat Zaha cetak gol lawan MU, timeline X dipenuhi kekecewaan: “Ini bukti Ferguson benar, tapi klub gagal handle dia.” Hingga 2025, diskusi ini muncul lagi saat membahas kegagalan transfer seperti Jadon Sancho atau Harry Maguire, dengan fans bilang pola sama: pemain bagus rusak di MU post-Ferguson.

Secara keseluruhan, fans menghormati Ferguson sebagai genius, tapi kasus Zaha jadi pengingat bahwa bahkan dia tak sempurna. Ada yang berharap Zaha kembali suatu hari, meski itu tak realistis, sementara yang lain melihatnya sebagai pelajaran untuk rekrutmen masa depan.

Kesimpulan: Hubungan Ferguson dengan Wilfried Zaha di MU

Hubungan Ferguson dan Zaha di Manchester United adalah cerita klasik tentang potensi yang tak terealisasi, di mana timing dan transisi jadi kunci kegagalan. Ferguson melihat cahaya di Zaha, tapi pensiunnya meninggalkan kekosongan yang tak terisi. Zaha, meski sukses di tempat lain, tetap dikaitkan dengan “apa jika” di Old Trafford. Bagi fans, ini jadi pelajaran berharga tentang pentingnya stabilitas klub. Di 2025, kisah ini mengingatkan bahwa sepak bola tak hanya soal talenta, tapi juga dukungan dan kesempatan. Ferguson tetap legenda, Zaha tetap pejuang, dan MU terus belajar dari masa lalu.

BACA SELENGKAPNYA DI…